TAHU adalah makanan yang sangat disukai masyarakat Indonesia.
Terbuat dari kacang kedelai olahan yang sangat bergizi tinggi, tahu biasa dikonsumsi sebagai lauk untuk makan atau sebagai makanan ringan. Kini hadir tahu yang baru terbuat dari kedelai olahan dipadukan dengan sari Ikan Tuna. Lalu adonan tersebut dibentuk bulat menyerupai bola pingpong. Oleh karenanya, tahu ini biasa disebut Tahu Bulat (tabul).
“ Jangan salah, bahan dasar boleh sama terbuat dari tahu, tapi rasain dulu Tahu Bulat ini kaya apa dan pasti tau dimana beda rasanya dengan tahu yang biasanya. Tahu Bulat tekstur kulitnya jauh lebih lembut dan begitu digigit, tunanya berasa sekali di mulut. Paling cocok dimakan waktu baru diangkat dari penggorengan, panas-panas, mantap! Apalagi dicocolin ke saos sambal, ” ujar Titan Sabtian, pemilik usaha Tahu Bulat.
Titan bercerita bahwa karena keterbatasan SDM maka cabang Tahu Bulat yang ia buka baru sedikit. Di pagi hari, Tahu Bulat nya mangkal di di depan kampus STAIN dan baru pada sore hari sekitar jam 5-an, ia kembali membuka di samping Indomaret, jalan perjuangan. Ia mengakui, dalam sehari ia bisa menghabiskan hingga 200 buah Tahu Bulat.
Minggu, tambahnya, pihaknya jualan di stadion bima dan alhamdulillah sebelum jam 10 udah habis sekitar seribu Tahu Bulat. “Gimana nggak laku keras, soalnya Tahu Bulat ini cuma 500. Keuntungan dari Tahu Bulat, lumayan buat tambah-tambah penghasilan, ”katanya.
Tahu Bulat ini merupakan hasil produksi home industry dari daerah Tasikmalaya. Omzetnya yang rata-rata mencapai 200.000 pcs per hari menjadi usaha menjanjikan untuk makanan sejenis ini dan hanya sekaliber tahu. Tahu ini sudah tersebar di beberapa wilayah di Jawa Barat seperti ; Tasik, Garut, Bandung, Bekasi dan lain-lain. Tahu Bulat ini sendiri baru hadir di kota Cirebon 1 bulan yang lalu. Namun, dengan omzet 1.500 – 2.000 per hari cukup lumayan untuk makanan yang baru hadir di Cirebon.
“Rencananya usaha Tahu Bulat ini akan diperluas mencakup wilayah III, Cirebon, Kuningan, Indramayu, Majalengka dengan target omzet 50.000 pcs per hari, “ paparnya.
